Selasa, 20 November 2018

Tugas Pertemuan 2. Audit Teknologi Sistem Informasi


FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI









Tugas Pertemuan 2.
Menyusun Rencana Audit
Text Box: AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI

Nama    : Indra Rahmanto
NPM     : 13115360
Kelas     : 4KA19
 













FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018/2019





1. PENDAHULUAN



1.1.     Latar Belakang

“Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti – bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan sumberdaya secara efisien”. Ron Weber (1999,10) mengemukakan bahwa audit sistem informasi adalah :
” Information systems auditing is the process of collecting and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational goals to be achieved effectively, and uses resources efficiently”.


1.1.1.    Audit Arround the Computer

Dalam pendekatan audit di sekitar komputer, auditor (dalam hal ini harus akuntan yang registered, dan bersertifikasi akuntan publik) dapat mengambil kesimpulan dan merumuskan opini dengan hanya menelaah struktur pengendalian dan melaksanakan pengujian transaksi dan prosedur verifikasi saldo perkiraan dengan cara sama seperti pada sistem akuntansi manual.
Kunci pendekatan audit ini ialah pada penelusuran transaksi terpilih mulai dari dokumen sumber sampai ke bagan-perkiraan (akun) dan laporannya. Keunggulan metode audit di sekitar komputer adalah:
·         Pelaksanaan audit lebih sederhana.
·         Auditor yang memiliki pengetahuan minimal di bidang komputer dapat dilatih dengan mudah untuk melaksanakan audit.
Kelemahannya adalah jika kondisi (user requirements) berubah, mungkin sistem itupun perlu diredesain dan perlu penyesuaian (update) program-program, bahkan mungkin struktur data/file, sehingga auditor perlu menilai/menelaah ulang apakah sistem masih berjalan dengan baik.


1.1.2.    Audit Through the Computer

Dalam pendekatan audit ke sistem komputer (audit through the computer) auditor melakukan pemeriksaan langsung terhadap program-program dan file-file komputer pada audit SI berbasis TI. Auditor menggunakan komputer (software) atau dengan cek logika atau listing program (desk test on logic or programs source code) untuk menguji logika program dalam rangka prngujian pengendalianyang ada pada komputer. Selain itu auditor juga dapat meminta penjelasan dari para teknisi komputer mengenai spefikasi sistem dan/atau program yang diaudit.
Keunggulan pendekatan audit dengan pemeriksaan sistem komputerisasi, ialah:
(a)     Auditor memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan pengujian terhadap sistem komputer.
(b)     Auditor akan merasa lebih yakin terhadap kebenaran hasil kerjanya.
(c)     Auditor dapat menilai kemampuan sistem komputer tersebut untuk menghadapi perubahan lingkungan.
Sebetulnya mungkin tidak dapat dikatakan sebagai suatu kelemahan dalam pendekatan audit ini, namun jelas bahwa audit through the computer memerlukan tenaga ahli auditor yang terampil dalam pengetahuan teknologi informasi dan mungkin perlu biaya yang besar pula.

1.2.      Tujuan
Adapun tujuan dilakukan tugas ini adalah :
1.         Menentukan obyek audit yang akan dilakukan.
2.         Membuat rencana audit yang akan dilakukan.
3.         Menysun Instrumen audit yang akan digunakan.
4.         Membuat petunjuk penggunakaan instrumen audit yang akan digunakan.







2. PEMBAHASAN


2.1.     Objek Audit yang akan Dilakukan

Perkembangan sistem informasi yang digunakan oleh klien berdampak dengan keahlian yang harus dikuasai oleh auditor yang semula pendekatan yang dilakukan dengan cara manual maka dengan perubahan tersebut auditor dituntut untuk menguasai proses sistem informasi yang dipakai klien dan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dengan menyesuaikan proses audit dan prosedur yang digunakan pada saat melaksanakan pekerjaan lapangan misalnya perubahan lingkungan sistem akuntansi yang manual menjadi sistem informasi akuntansi berbasis komputer menyebabkan auditor harus mempelajari karaktristik lingkungan sistem tersebut. Agar pelaksanaan auditing dapat berjalan dengan efektif dan efisien, auditor sudah seharusnya menyesuaikan teknik-teknik auditnya dengan sistem informasi klien.


2.2.     Rencana Audit yang Akan Dilakukan

1.         Audit subject. Menentukan apa yang akan diaudit.
2.         Audit objective. Menentukan tujuan dari audit.
3.         Audit Scope. Menentukan sistem, fungsi, dan bagian dari organisasi yang secara spesifik/khusus akan diaudit.
4.         Preaudit Planning. Mengidentifikasi sumber daya dan SDM yang dibutuhkan, menentukan dokumen-dokumen apa yang diperlukan untuk menunjang audit, menentukan lokasi audit.
5.         Audit procedures and steps for data gathering. Menentukan cara melakukan audit untuk memeriksa dan menguji kendali, menentukan siapa yang akan diwawancara.
6.         Evaluasi hasil pengujian dan pemeriksaan. Spesifik pada tiap organisasi.
7.         Prosedur komunikasi dengan pihak manajemen. Spesifik pada tiap organisasi.
8.         Audit Report Preparation. Menentukan bagaimana cara memeriksa hasil audit, yaitu evaluasi kesahihan dari dokumen-dokumen, prosedur, dan kebijakan dari organisasi yang diaudit. Struktur dan isi laporan audit tidak baku, tapi umumnya terdiri atas:
§    Tujuan, ruang lingkup, lamanya audit, prosedur audit.
§    Kesimpulan umum dari auditor.
§    Hasil audit. Apa yang ditemukan dalam audit, apakah prosedur dan kontrol layak atau tidak
§    Tanggapan dari manajemen (bila perlu).
§    Exit interview. Interview terakhir antara auditor dengan pihak manajemen untuk membicarakan temuan-temuan dan rekomendasi tindak lanjut. Sekaligus meyakinkan tim manajemen bahwa hasil audit sahih


2.3.     Instrumen Audit yang akan Digunakan

1.         Observasi (Pengamatan)
Observasi atau pengamatan adalah cara memeriksa dengan menggunakan panca indera terutama mata, yang dilakukan secara kontinyu selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan sesuatu keadaan atau masalah.

2.         Wawancara, Tanya Jawab (Interview)
Wawancara merupakan teknik pemeriksaan berupa tanya jawab secara langsung antara auditor dengan auditee untuk memperoleh bahan bukti audit

3.         Kuesioner (Tanya-Jawab Tertulis)
Cara tanya jawab yang mudah dan praktis adalah dengan tertulis. Setelah responden ditentukan, kemudian dikirim surat pengantar beserta daftar pertanyaan (kuisioner) tentang hal-hal yang ditanyakan (sebaiknya dibuat pedoman pengisian dan tanggal jawab yang diharapkan).

4.         Konfirmasi
Konfirmasi merupakan upaya untuk memperoleh informasi/penegasan dari sumber lain yang independen, baik secara lisan maupun tertulis dalam rangka pembuktian pemeriksaan.

5.         Inspeksi Fisik
Inspeksi merupakan cara memeriksa dengan memakai panca-indera terutama mata, untuk memperoleh bukti atas suatu keadaan atau suatu masalah pada saat tertentu. Inspeksi merupakan usaha pemeriksa uantuk memperoleh bukti-bukti secara langsung; kata langsung di sini berarti pemeriksa sendiri harus berada di tempat dimana keadaan atau masalah tersebut ingin dibuktikan.

6.         Prosedur Analisis
Analisis artinya memecah tau menguraikan suatu keadaan atau masalah ke dalam beberapa bgian atau elemen dan memisahkan bagian tersebut untuk digabungkan dengan keseluruhan atau dibandingkan dengan yang lain. Dengan analisis pemeriksa dapat melihat hubungan penting antara satu unsur dengan unsur lainnya.

7.         Perbandingan
Perbandingan adalah usaha mencari kesamaan dan perbedaan antara dua atau lebih gejala atau keadaan. Dalam audit terhadap kegiatan keuangan misalnya, pemeriksa melakukan pekerjaan membandingkan seperti:
·           Membandingkan realisasi penerimaan/pengeluaran dengan jumlah menurun anggaran
·           Membandingkan pelaksanaan sebenarnya di bidang keuangan dengan pelaksanaan di waktu-waktu yang lalu dengan patokan lainnya yang dipakai oleh badan usaha yang bersangkutan
·            
8.         Penelaahan Dokumen
Pada umumnya cukup banyak dokumen yang trsedia pada suatu organisasi untuk ditelaah: bagan arus, bagan organisasi, manual prosedur, manual operasi, manual referensi, netulen rapat, surat perjanjian, dan catatan-catatan historis lainnya. Dokumen-dokumen tersebut bisa dengan mudah diperoleh bisa pula sangat sulit, tergantung pada masing-masing organisasi. Dalam situasi yang baik. Seluruh dokumen yang dibutuhkan dapat diperoleh di perpustakaan pusat, tetapi ada banyak situasi dokumen-dokumen harus dikumpulkan satu per satu lebih dulu. Jika mungkin, dokumen-dokumen penting harus ditelaah sebelum melakukan wawancara. Terutama untuk bagan akun, bagan organisasi, dan notulen rapat dewan direksi. Dokumen-dokumen ini dapat membantu untuk memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai organisasi.



2.4.     Petunjuk Penggunaan Instrumen Audit yang akan Digunakan.

1.         Perencanaan audit (Audit Planning)
Langkah pertama dalam perencanaa audit adalah untuk menetapkan ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan. Pada audit laoran keuangan, pemeriksaan dilakukan oleh editor (akuntan) ekstern dan independen terhadap laporan keuangan perusahaan, ditujukan kepada para pemegang saham pihak lain terkait. Tujuan audit untuk menilai kelayakan atau kewajaran (fairness) laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan.

2.         Pemahaman sistem dan struktur pengendalian internnya
Pada tahap ini yang dilakukan adalah pemahaman terhadap sasaran yang akan ddiaudit, pengumpulan informasi awal, dan identifikasi resiko, antara lain:
·           Pemahaman sistem informasi untuk pelaksanaan transaksi
·           Penentuan kemungkinan salah saji dalam tiap tahap pelaksanaan transaksi
·           Penentuan aktivitas pengendalaian untuk deteksi salah saji
·           Penentuan prosedur audit untuk deteksi efektivitas aktiviasi pengendalian
·           Penyusunan program audit pengendalian
·            

3.         Pengumpulan bukti audit

Bukti audit dikumpulkan dengan sejumlah instrumen audit, pengujian, dan prosedur yang bermacam-macam.


4.         Evaluasi bukti pemeriksaan
Setelah bukti-bukti audit dikumpulkan, auditor mengevaluasi bukti audit tersebut sesuai dengan tujuan dari audit dan kemudian:
·           Dilakukan tests of controls yang bertujuan untuk mengetahui apakah pengendalian yang ada telah dilakukan dengan prosedur yang telah ditetapkan.
·           Dilakukan substantive test, yang terdiri dari:
·            
i)          Tests of transactions yang bertujuan untuk mengevaluasi apakah terdapat kekeliruan atau kesalahan
ii)         Tests of balances or overall results yang bertujuan untuk menjamin laporan keuangan yang dihasilkan adalah benar dan akurat

5.         Komunikasi hasil pemeriksaan
Segera setelah pekerjaan pemeriksaan diselesaikan dan diperoleh kesimpulan pendapat auditor, perlu disiapkan laporan hasil audit mengenai temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasinya. Dalam penyelesaian audit (completion of the audit) dibuat kesimpulan dan rekomendasi untuk dikomunikasikan pada manajemen.






3.   KESIMPULAN

3.1.     Kesimpulan
Audit Sistem Informasi merupakan suatu kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang audit internal perusahaan dalam pengumpulan bukti-bukti dan pengevaluasian pengendalian perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan sesuai dengan kriteria yang ditentukan
Audit system informasi dibutuhkan dalam suatu organisai perusahaa untuk mengetahui apakah suatu pengendalian dalam system informasi disebuah organisasi tersebut tujuannya sudah tercapai atau belum. Audit internal dalam melakukan audit system informasi diperlukan prosedur pengendalian dan lalu diujikan untuk pencapain tujuan pengendalian tersebut.

3.2.     Saran
Audit sistem informasi sangat penting bagi perusahaan karena dengan adanya audit sistem informasi disebuah perusahaan, maka perusahaan tersebut akan mengetahui tercapainya tujun prosedur pengendalian internal perusahaan atau tidak. Oleh karena itu, sangat  dianjurkan pada perusahaan untuk melalukan audit system informasi diperusahaannya.







Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar